Pembuktian

Di sebuah ruang private, para vampir berwujud member duduk melingkar. Bersama Asahi yang berdiri di tengah ruangan dengan keringat dingin yang membasahi leher belakangnya. Di hadapannya, seorang gadis remaja berdiri pasrah. Dia adalah salah satu fans yang sengaja dipilih untuk ritual malam ini. Sorot matanya kosong. Masih terhipnotis oleh penampilan TR10 palsu yang berlangsung beberapa jam lalu.

“Hisap darahnya. Buktikan bahwa kau memang salah satu dari kami,” ujar Junkyu yang duduk dengan jubah panjang dan mata yang membara tak pernah padam.

Member lainnya menatap dengan tajam. Tak semua percaya kalau Asahi benar-benar vampir. Mereka sudah mencium aroma aneh sejak tadi. Keringat manusia, denyut jantung yang makin keras, dan napas yang berhembus berat. Semua itu adalah ciri-ciri seorang manusia.

Asahi melangkah pelan mendekati gadis itu. Kakinya terasa berat. Asahi tidak ingin menyakiti siapapun. Asahi hanya ingin teman-temannya kembali. Namun kalau dia menolak sekarang, dia akan dibunuh di tempat ini. Teman-temannya akan terjebak selamanya.

Wajahnya mendekat ke leher gadis itu. Dia bisa merasakan detak nadi di balik kulit tipis itu. Asahi tidak mungkin bisa menggigitnya. Taringnya tidak cukup tajam dan hanya akan semakin menyakiti gadis itu.

Asahi tidak kehabisan akal. Dia menutupi tengkuk gadis itu dengan tangannya lalu menunduk seolah hendak mencium. Namun di balik gerakan itu, Asahi menyelipkan sebuah jarum kecil untuk membuat bekas luka palsu di leher gadis itu. Ia menusuknya cukup dalam sampai mengeluarkan darah. Gadis itu mengerang. Setetes darah muncul.

Asahi menjilat darah tersebut dengan tenang. Namun sebenarnya dia merasa jijik dengan dirinya sendiri.

Seluruh vampir di sana berseru senang. Sang pemimpin, Junkyu, memiringkan kepala sambil bertepuk tangan. Seolah puas dengan pertunjukan di hadapannya namun matanya belum sepenuhnya puas.

“Sudah cukup. Bawa dia pergi,” perintah Junkyu pada penjaga. Gadis itu ditarik pergi.

Asahi berdiri tegak di tempatnya dengan bangga. Ia menatap Junkyu. “Aku tidak berbohong bukan?”

Junkyu hanya menyunggingkan senyum penuh arti. “Setidaknya untuk hari ini. Bersiaplah untuk tes selanjutnya,” ujarnya lalu menghilang seketika bersama vampir lainnya.

Asahi tahu mereka tidak akan berhenti sampai mereka puas. Namun setidaknya malam ini ia dibiarkan bebas. Dia harus segera menyelesaikan misinya sebelum para vampir itu benar-benar membunuhnya.