Pesaing Beraksi

Kevin melihat Stella berjalan keluar gerbang. Ia segera berlari ke parkiran meninggalkan ketiga temannya. Ia merasa ada suatu kesalahan yang telah diperbuat dan harus segera diperbaiki. Salah satu caranya dengan mengejar Stella untuk kembali menawarkan tumpangan.

Motor merahnya melaju keluar dari parkiran. Kepalanya tengok kanan kiri mencari keberadaan Stella. Sontak ia menarik pedal remnya tiba-tiba saat mendapati gadis yang dicarinya berdiri di halte, bersama lelaki lain. Pegangan di stang motornya mengerat.

Stella yang sedang fokus dengan ponselnya berjengit mendengar bunyi klakson motor. Ia mendongak dan mendapati seorang lelaki dengan motor cross-nya berhenti di depannya.

“Kak Agam?” panggil Stella dengan raut terkejut.

Yang dipanggil membuka helm lantas melempar senyum tipis pada Stella. “Baru keluar kelas?”

“Iya, kak! Biasa, Bu Dewi suka ngelebihin waktu,” jawab Stella menuai anggukan paham dari Agam.

“Jam segini lagi banyak yang pulang sekolah. Bakal susah dapet gojek. Pulang sama kakak aja yuk!” ajak Agam seraya mengulurkan helm ke hadapan Stella.

Mata gadis itu membulat. Menatap helm yang diulurkan Agam. Sesuatu dalam rongga dadanya berdebar tak karuan. Ditatapnya sang adam yang tak melewatkan satu kedipan untuk meyakinkan Stella agar menerima ajakannya.

“Ayo! Nggak akan kakak bawa ke mana-mana kok. Langsung pulang ke rumah,” ucap Agam diiringi kekehan melihat Stella tampak ragu.

“Eh! Bukan gitu kak!” balas Stella panik. “Iya, aku mau kok,” tambah Stella lantas menerima helm dari Agam dan memasangnya di kepala.

“Bisa naik ke motornya kan? Pegangan ke bahu kakak aja.”

Jantung Stella kembali berdentum keras. Ragu-ragu, ia memegang bahu lebar Agam lantas naik ke motor yang cukup tinggi. Tangan kiri Agam tampak siaga menangkap tubuh Stella kalau-kalau cewek itu terpeleset atau oleng. Ia menunggu sampai Stella menemukan posisi duduk yang nyaman.

“Udah?” tanya lelaki itu.

“Udah, Kak.”

Agam mengangguk sambil memakai helmnya kembali. Gerakannya terjeda saat melihat seseorang dari kaca spionnya. Ia lantas menoleh dan mendapati seorang lelaki dengan motor merahnya tak sedikitpun melepas pandang darinya.

Stella ikut menoleh. Pandangannya melebar seketika. Kevin?

Entah mengapa ia seperti tertangkap basah melakukan sesuatu yang seharusnya tidak ia lakukan dengan Agam. Padahal ini adalah hal yang wajar. Namun mengapa ia merasa bersalah dengan Kevin?

Kepalanya menggeleng cepat. Pikiran macam apa tadi? Tidak seharusnya dia memikirkan Kevin sampai sejauh ini. Memang dia siapa?

Agam membuang wajah dari Kevin dengan seringaian kecil di bibirnya. Ia lantas mengunci helmnya dan melaju meninggalkan area sekolah.

“Anjing!” umpat Kevin sambil memukul tangki motornya. “Dia nolak balik bareng gue, tapi malah balik sama Agam? Bercanda ya!” gerutu lelaki itu.

“Mana cewek lo?” Kevin menoleh. Justin mendadak sudah ada di sebelah dengan motor hitamnya. Dan di belakang mereka ada Danny dan Jayden dengan motor mereka masing-masing.

“Diem lo!” jawab Kevin sewot lantas pergi meninggalkan ketiganya.

“Dih! Gila tu anak!”